Terminal tampak dari Air side
BIL Tampak depan
Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) tinggal sedikit lagi menjadi kenyataan dan akan digunakan secara komersial. Pemerintah merencanakan akan meresmi-kannya pada tanggal 1 Oktober 2011 mendatang. Persiapan terus dilakukan untuk mempercepat proses penyelesaian pembangunan agar tercapai sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Wakil Presiden Boediono sudah melakukan peninjauan lapangan pada tanggal 11 Juli 2011 yang lalu. Dan sekarang PT. Angkasa Pura I (Persero) bekerja keras dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum tuntas.
Saya bersyukur dapat melihat langsung bandara baru ini pada 4 Agustus 2011 yang lalu. Sekilas tampaknya waktu yang ditentukan untuk penyelesaian terasa sangat pendek. Memasuki BIL ini, kita akan melalui dua jalur akses masuk dan keluar yang terpisah. Sebuah pintu gerbang dengan atap melengkung melintang jalan masuk Ada tulisannya merah “Selamat Jalan”.
Tower BIL tampak langsing, tingginya 50-an meter. Menjulang ramping diantara bangunan di sekelilingnya. Mobil berjalan lurus dan kita akan melalui sebuah rotunda - jalan bundar melingkar. Pohon-pohon penghijauan sudah cukup tinggi, tinggal ditata dengan baik dan rumput dirapikan, pasti akan tampak asri. Bentuk terminal dari jauh seperti bentuk lumbung padi khas Lombok. Dibawahnya ada tulisan merah Bandar Udara Internasional Lombok.
Pintu gerbang masuk Bandara Internasional Lombok
Memasuki gedung terminal, beberapa mobil pengawas dan pekerja tampak parkir di depan terminal. Konstruksi baja terminal tampak kokoh, katanya diproduksi di Surabaya Indonesia. Bangga juga rasanya, ada produksi bangsa sendiri dipakai sendiri.
Ruang check in belum siap sepenuhnya. Beberapa monitor penerbangan tergantung diatas check in counter desk, masih tanpak dibungkus. Di sebelah kanan ada tangga naik menuju boarding gate. Menaiki tangga ke atas ruang komersial sedang disiapkan. Beberapa pekerjaan finishing seperti memasang dinding penyekat ruangan, memperbaiki instalasi kabel, ducting AC, men-check kembali konisi konstruksi baja, dan sebagainya sedang berlangsung.
Ruang boarding lounge tampak cukup luas dengan kaca tembus pandang. Sinar matahari cukup baik masuk dan menerangi ruangan. Jika cuaca baik dan tidak ada awan yang menutupi, dari sini pasti dapat melihat Gunung Rinjani yang fenomenal itu.
Garbarata tampak siap digunakan
Turun kebawah melalui tangga, terus ke apron. Dua buah garbarata terlihat sudah siap dioperasikan. Apron terlihat kurang mulus, bahkan selokan yang membatasi apron dengan jalan akses apron di sisi terminal, belum selesai dikerjakan. Barangkali yang cukup crucial adalah lantai break down baggage (bongkar bagasi) terlihat lebih tinggi dari jalan akses di apron. Pasti ini akan mempersulit proses pembongkaran bagasi, karena traktor penarik bagasi akan kesulitan karena perbedaan ketinggian lantai dan jalan akses di apron.
Bandara Internasional Lombok ini luasnya 550 hektar, hampir dua kali lebih luas dari Bandara Ngurah Rai Bali. Barangkali karena luasnya, maka bangunan terminal terlihat kecil jika dilihat dari jalan raya yang berada di depannya.
Lahan di bandara masih cukup luas. Jadi jika nanti akan dikembangkan sesuai tuntutan lalu lintas penerbangan pesawat, maka bandara ini masih memiliki lahan yang mencukupi. Tidak seperti Bandara Ngurah Rai Bali yang tidak memiliki lahan yang memadai. Sebagai bandara internasional, Ngurah Rai seyogyanya memiliki 2 buah landasan pacu, sehingga sekarang kuwalahan untuk melayani volume traffic lalu lintas penerbangan yang semakin meningkat dengan pesat.
Pengembangan Wilayah
Saya tinggalkan BIL yang masih berproses menjadi bandara yang menjadi kebanggaan masyarakat Lombok. Keluar pintu gerbang terus keluar belok kiri, mengarah selatan ke pantai Kuta Nyale. Melihat progress pembangunan ini, dapat diprediksi bahwa wilayah wisata di selatan Lombok pasti segera akan cepat berkembang. Pantai Kuta Nyale hanya berkisar 15 km dari bandara ini. Jalan menuju ke pantai Kuta dari BIL sudah bagus. Jalan hotmix yang sangat lancar karena lalu lintas belum banyak. Hotel Novotel di pantai Kuta Nyale pasti akan segera menuai jasilnya dan akan semakin banyak tamu yang menginap.
Pantai Kuta Nyale di depan Hotel Novotel
Sementara itu tourist resort di Senggigi perlahan tetapi pasti juga akan terpengaruh dengan kepindahan Bandara Selaparang. Jaraknya yang menjadi lebih jauh, kurang lebih 60 km dari BIL, pasti akan mempengaruhi aktivitas wisatawan di Senggigi. Hanya saja, jika kendala jarak dapat diantisipasi dengan penyediaan transportasi yang lancar dan terjaga, saya fikir pengaruh ini dapat dieliminasi.
Jalan Akses ke Bandara
Saya kembali ke Mataram, melalui jalan akses ke BIL. Jalan akses ke bandara sedang diselesaikan. Dari 2 jalur yang direncanakan di beberapa tempat masih dalam tahap pengerjaan. Melihat panjangnya jalan yang harus diselesaikan, pasti membutuhkan waktu yang lebih panjang. Juga pelebaran jembatan untuk 2 jalur akses ke bandara, masih dalam tahap penyiapan pondasi jembatan. Jalan akses ini menjadi salah satu sarana pendukung yang sangat penting bagi bandara.
Bandara Selaparang
Ketika melalui Bandara Selaparang, terbersit pertanyaan yang tersisa adalah bagaimana dengan Bandara Selaparang? Akan diapakan bandara yang nantinya akan ditinggalkan ini? Ada yang mengatakan dijadikan ajang balap motor, dibangun mall, atau dijadikan lahan untuk condominium.
Tower Bandara Selaparang
Yang jelas di sebelah kiri bangunan gedung PKP-PK, ada sebuah hanggar yang disiapkan untuk flying school. Apakah bandara Selaparang nantinya tetap akan digunakan untuk keperluan flying school ini. Atau nasibnya akan seperti Bandara Kemayoran dahulu, yang sekarang lokasinya menjadi Pekan Raya Jakarta, Golf Course, dan landasan pacunya menjadi Jalan Benyamin Suaib? Kita tunggu saja hasilnya.
Yang jelas, BIL sangat ditunggu masyarakat Lombok. Gubernur NTB bahkan sudah minta ke Presiden agar embarkasi haji, dapat dilakukan di BIL ini. Pasti banyak yang harus diselesaikan untuk mewujudkan permintaan itu. Tetapi dengan koordinasi dan persiapan yang baik mudah-mudahan dapat diwujudkan. Semoga …
Sponsored By :
http://telkomflexi.com